02 April 2012

Kemanakah Musik Anak Indonesia?



Musik Indonesia sekarang ini kembali diramaikan oleh hadirnya boyband dan girlband baru seperti SM*SH, 7 Icons, Cherry Belle, dan masih banyak lagi. Namun, banyaknya boybands dan girlbands ini tidak diimbangi dengan lahirnya musik anak. Anak-anak Indonesia sekarang lebih hafal lagu-lagu boybands atau girlbands yang kebanyakan liriknya bertema tentang percintaan daripada lagu anak-anak yang bahasanya sesuai dengan umur mereka.
Dulu, waktu saya masih kecil sekitar tahun 1995, lagu-lagu anak seperti Si Lumba-Lumba yang dipopulerkan Bondan Prakoso dan Anak Gembala yang dipopulerkan Tasya masih sering didengar di televisi. Artis cilik yang menyanyikan lagu anak-anak pada saat itu masih sering muncul. Saya masih ingat kalau dulu itu ada salah satu televisi swasta nasional ada yang menayangkan acara khusus untuk anak-anak yaitu “Dunia Anak”, acara ini memberikan ulasan tentang segala hal yang berhubungan dengan dunia anak dan menayangkan juga video klip dari lagu anak-anak.
 Realita musik anak yang redup atau mulai hilang ini membuat anak-anak Indonesia seakan-akan kehilangan jiwa anak-anaknya. Musiknya ringan, yang memang ditujukan untuk anak-anak. Kondisi ini semakin parah dengan televisi-televisi yang tidak memfasilitasi atau menayangkan acara dengan genre musik untuk anak-anak, jangan sampai lagu anak-anak ini menjadi punah dalam belantika musik Indonesia. Padahal hadirnya lagu anak-anak sangat baik untuk perkembangan mental anak. Misalnya anak-anak yang menyanyikan lagu anak tidak akan menjadi berfikiran seperti orang dewasa yang memikirkan hal-hal seperti cinta, pacaran, selingkuh, dan sebagainya. Bahkan mungkin di antara lirik-lirik lagu khusus orang dewasa ini banyak lirik yang bahasanya sedikit negatif yang memang tidak cocok untuk anak-anak dan akan membawa dampak buruk untuk anak-anak.

Ajang Pencarian Bakat Anak-Anak

Situasi ini seharusnya menjadi bahan renungan untuk para produser musik dan komposernya agar kembali membuat musik untuk anak-anak dengan lirik untuk anak-anak juga, akan lebih bagus lagi jika membuat ajang pencarian bakat untuk menjadi penyanyi anak-anak tapi harus menyanyikan lagu anak-anak, jangan menyanyikan lagu-lagu pop khusus orang dewasa.
 Banyaknya Ajang Pencarian Bakat Musik di Indonesia yang lebih memfokuskan industri musik untuk remaja dan dewasa seperti Indonesian Idol, AFI, dan sebagainya, menunjukkan bahwa para produser musik kurang tertarik dengan musik anak sebagai bagian dari industrinya. Hal ini tentunya sudah bisa ditebak bagaimana musik anak di Indonesia ke depannya. Oleh karena itu, sebelum hal itu terjadi para komposer musik harus mulai menggiatkan kembali musik anak, yaitu dengan menciptakan lagi lagu-lagu untuk anak-anak. Tindakan ini perlu dilakukan untuk kebaikan anak-anak Indonesia juga.